Pemahaman seseorang terhadap Islam, menentukan dalam bersikap. Pemahaman yang salah, menyebabkan sikap yang salah, dan pemahaman yang benar akan menuntun kepada tindakan yang benar pula. Allah Ta’ala berfirman : شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ “Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang dien, apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah dien dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik dien yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada dien itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (dien)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” ( Asy Syura: 13)
Berislam secara totalitas adalah perintah, dan menegakkan dien islam juga perintah. Artinya, penegakkan dien islam secara totalitas di semua level, baik individu, keluarga, masyarakat, maupun bernegara, menjadi tuntutan. Lalu, bagaimana caranya???, apakah kita sendiri mampu mengemban amanah ini ??? Simak saja dalam kajian berikut....
G